Monday 16 January 2012

Imunisasi

pencenk-estry.blogspot.com
Salam... pada kesempatan kali ini akan membahas tentang masalah imunisasi, sebenarnya ini sudah tidak asing lagi bagi kita, khusunya ibu – ibu. Tapi apakah mereka benar – benar tahu tentang imunisasi tersebut, dari pada kita menebak – nebak apa itu imunisasi, fungsi serta efeknya..
LANGSUNG SAJA KE TKP...
imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG., DPT, dan campak) dan melalui mulut misalnya vaksin polio).

Macam - macam imunisasi
Berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh, imunisasi dibagi menjadi dua: imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
 
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya cell memory. jika benar-benar teriadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat
macam kandungan dalam setiap vaksinnya, yang dijelaskan sebagai berikut.
  1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau anti mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan (berupa polisakarida, toksoid, virus yang dilemahkan, atau bakteri yang dimatikan).
  2. Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
  3. Preservatif, stabiliser, dan antibiotik yang berguna untuk mencegah tumbuhnya mikroba sekaligus untuk stabilisasi antigen.
  4. Adjuvans yang terdiri atas garam alumunium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
2. Imunisasi Pasif
imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
 
Jenis Imunisasi Dasar dan Booster
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan ada juga yang lainya dianjurkan. imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambahkan dengan hepatitis B. Sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) misalnya jemaah haji yang disuntikkan imunisasi meningitis.

Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, dan status nutrisi terutama kecukupan protein karena protein diperlukan untuk mensintesis antibodi. Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut dapat bergantung pada berbagai faktor yang sehingga kekebalan tubuh tersebut dapat diharapkan dari diri anak. Beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah (program  imunisasi PPI) dijelaskan sebagai berikut.

1. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG dapat dilihat pada Tabel 1. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regional dan reaksi panas. Imunisasi BCG penting bagi anak balita dalam pencegahan TBC  milier,  otak, dan tulang karena masih tingginya kejadian TBC pada anak.
 
2. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah teriadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B dapat dilihat pada Tabel 1. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuskular. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat tinggi dalam mempengaruhi angka kesakitan dan kematian balita.


3. Imunisasi polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio dapat dilihat pada Tabel 1. imunisasi polio diberikan melalui oral. 
 
4. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT (diphteria, pertussis, tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberian imuniisasi DPT dapat dilihat pada Tabel 1.  Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zal anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zal anti yang cukup. imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopali, dan Upaya pencegahan penyakit difteri, pertusis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit tersebui sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian bayi dan anak balita.
 
5. Imunisasi campak
imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak dapat dilihat pada Tabel 1. imunisasi campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
 
6. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak ( measles), gondong, parotisepidemika (mumps), dan campak Jerman (rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/ 3, dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk bayi usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemik, sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan booster (ulangan) dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.
 
7. Imunisasi typhus abdominalis
Imunisasi typhus abdominalis merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit typus abdominalis. Dalam persediaan khususnya di Indonesia terdapat tiga jenis vaksin typhus abdominalis, diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dan antigen capsular Vi poliysaccharida (Typhim Vi, Pasteur Meriuk). Vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml. Pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 1minggu kemudian penguat setelah 1 tahun kemudian. Vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul enteric coated sebelum makan pada hari ke 1, 2, dan 5 untuk anak di atas usia 6 tahun. Antigen kapsular diberikan untuk usia di atas 2 tahun dan dapat diulang setiap 3 tahun.
 
8. Imunisasi varicella
Imunisasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan unluk mencegah terjadinya penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dan bila di atas usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan dengan interval 4 - 8 minggu.
 
9. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi hepatitis A merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan untuk usia di atas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan vaksin Havrix (berisi virus hepalitis A strain HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu , booster pada 6 bulan setelahnya. Jika menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan 3 kali suntikan pada usia 6 dan 12 bulan.
 
10. Imunisasi HiB
Imunisasi HiB (haemophilus tipe B) merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murni (PRP: purifed capsular polysacharide) kuman H - influinzae tipe b. Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain, seperti toksoid tetanus (PRP- T), toksod difteri (PRP-D atau PRPCR50), atau dengan kuman mengnongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan 3 suntikan dengan interval 2 bulan, sedangkan vaksin dilakukan 1 suntikan dengan interval 2 bulan, kemudian booster-nya dapat diberikan pada usia 18 bulan (ismoedianto, 2002).

tabel 1, jadwal imunisasi, untuk memperjelas klik saja gambarnya.
pencenk-estry.blogspot.com
Rantai Dingin
Rantai dingin (cold chain) merupakan cara menjaga agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak, sehingga mempunyai kemampuan atau efek kekebalan bagi penerimanya. jika vaksin di luar temperatur yang dianjurkan maka akan mengurangi potensi kekebalannya. Contoh potensi vaksin dalam temperatur dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
pencenk-estry.blogspot.com

Kontraindikasi Imunisasi
Kontraindikasi Imunisasi adalah keadaan dimana bayi atau anak tidak boleh diberi imunisasi. Kontraindikasi Imunisasi dapat dilihat di tabel di bawah ini untuk memperjelas klik saja gambarnya
pencenk-estry.blogspot.com


Efek Samping Imunisasi
Dampak setelah dilakukanya imunisasi dapat dilihat di tabel dibawah ini. Namun ini hanya sementara untuk memperjelas klik saja gambarnya.

pencenk-estry.blogspot.com


itu tadi sedikit info dari saya semoga bermanfaat. pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan komentarnya dan pembaca yang tidak baik adalah pembaca yang meninggalkan komentarnya.. suwun...

sumber ; 
Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan, A. Azil Alimul Hidayat, 2008.
 

3 comments:

  1. mantaf infonya, semakin menambah wawasanku. trims atas sharingnya..

    ReplyDelete
  2. Jadwal imunisasinya bisa diupdate gan, yang terbaru IDAI telah ada jadwal imunisasi 2011

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih gan ntar saya update masih susah referensi ini...salam....

      Delete