Saturday 15 October 2011

perbedaan kata emosi dan marah


Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh, bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah.Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
Terdapat aspek emosi yang fundamental yang harus dipertimbangkan, diantaranya:[4]

 Biologi emosi

Semua emosi berasal dari sistem limbik otak yang kira-kira berukuran sebesar sebuah kacang walnut dan terletak di batang otak[4] Orang-orang cenderung merasa bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif.[4] Sistem limbik orang tidaklah sama.[4] Sistem limbik yang lebih aktif terdapat pada orang-orang yang depresi, khususnya ketika mereka memperoleh informasi negatif.[4]

Intensitas

Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama.[4] Dalam sejumlah kasus, kepribadian menjadi penyebab perbedaan tersebut.<emosi/> Pada saat lain, perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan-persyaratan pekerjaan.[4]

 Frekuesi dan durasi

Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.

Rasionalitas dan emosi

Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional karena emosi memberikan informasi penting mengenai pemahaman terhadap dunia sekitar.[4]Dalam suatu organisasi, kunci pengambilan keputusan yang baik adalah menerapkan pemikiran dan perasaan dalam suatu keputusan.[4]

Fungsi emosi

Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah.[4] Emosi sangat berguna karena ‘memotivasi’ orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup –tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. manusia lain.[4]

Klasifikasi Emosi

Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah emosi tersebut positif atau negatif[5]. Emosi-emosi positif -seperti rasa gembira dan rasa syukur- mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan, sedangkan emosi-emosi negatif -seperti rasa marah atau rasa bersalah- mengekspresikan sebaliknya.[5] Emosi tidak dapat netral, karena menjadi netral berarti menjadi nonemosional[6].

 Sumber-sumber emosi dan suasana hati

 Kepribadian

Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu, contohnya beberapa orang merasa bersalah dan merasakan kemarahan dengan lebih mudah dbandingkan orang lain, sedangkan orang lain mungkin merasa tenang dan rileks dalam situasi apa pun.[4] Intinya, beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memiliki emosi apa pun secara lebih intens atau memiliki intensitas afek (perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka) tinggi[7].

 Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari

Orang-orang cenderung berada dalam suasanan hati terburuk di awal minggu dan berada daam suasana hati terbaik di akhir minggu.[8]


Tidur adalah salah satu sumber emosi dan suasana hati

 Cuaca

Cuaca menjadi sebuah peristiwa yang luar biasa sedikit pengaruh terhadap suasana hati.[4] Seorang ahli menyimpulkan, "Berlawanan dengan pandangan kultur yang ada, data ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak melaporkan suasana hati yang lebih baik pada hari yang cerah atau sebaliknya.[4]

 Stres

Sebuah penelitian menghasilkan pernyataan, "Adanya peristiwa yang terus-menerus terjadi yang menimbulkan stres tingkat rendah menyebabkan para pekerja mengalami tingkat ketegangan yang semakin lama seiring berjalannya waktu semakin meningkat.[9]

Aktivitas sosial

Orang-orang dengan suasana hati positif biasanya mencari interaksi sosial dan sebaliknya, interaksi sosial menyebabkan orang-orang mempunyai suasana hati yang baik.[10] Jenis aktivitas sosial juga berpengaruh.[4] Penelitian mengungkap bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingkan dengan kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.[4]


Olahraga adalah salah satu sumber emosi dan suasana hati

Tidur

Kualitas tidur memengaruhi suasana hati.[4] Para sarjana dan pekerja dewasa yang tidak memperoleh tidur yang cukup melaporkan adanya perasaan kelelahan yang lebih besar, kemarahan, dan ketidakramahan.[11] Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengamnbilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.[12]

Olahraga

Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif.[4]

 Usia

Suatu penelitian atas orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.[4]

 Gender

Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria.[13] Mereka megalami emosi secara lebih intens dan mereka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan.[13] Tidak seperti pria, wanita juga menyatakan lebih nyaman dalam mengekpresikan emosi dan mampu membaca petunjuk nonverbal dan paralinguistik secara lebih baik.[13]

 Batasan eksternal pada emosi

Orang Cina mengalami lebih banyak emosi positif.
Setiap organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya. [4]
  • Pengaruh-pengaruh organisasional
  • Pengaruh-pengaruh budaya
Sebagai contoh, di Cina orang menyatakan bahwa mereka mengalami lebih sedikit emosi positif dan negatif dibandingkan orang-orang dalam budaya lainnya, dan apa pun emosi yang mereka alami adalah kurang intensitasnya dibandingkan pada kultur lain. [4]

 Kerja emosional

Kerja emosional adalah situasi saat seorang karyawan mengekspresikan emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat kerja. Konsep kerja emosional muncul dari penelitian-penelitian atas pekerjaan terkait pelayanan, contohnya sebuah maskapai penerbangan mengharapkan pramugari mereka untuk gembira. Tetapi kerja emosional dapat relevan untuk semua jenis pekerjaan. Sebagai contoh, seorang manajer mengharapkan bawahannya untuk bersikap sopan dalam interaksi dengan rekan-rekan kerja.Tantangan sebenanrnya adalah ketika para karyawan harus menunjukkan satu emosi sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi yang lain. Perbedaan ini disebut disonansi emosional. Jika dibiarkan, perasaan terkungkung dari frustasi, kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan emosional dan kejatuhan mental.

marah 
Marah merupakan tabiat dari manusia, bukannya dilarang untuk marah, namun alangkah baiknya untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. menahan marah bukan merupakan pekerjaan yang gampang tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat. Setiap orang pasti pernah marah, karena marah adalah manusiawi. Marah adalah bumbu, tapi benar-benar butuh sabar Siapapun di antara kita pernah marah. Marah adalah Keputusan Anda. Sebagian orang mengatakan marah adalah manusiawi, karena marah adalah bagian dari kehidupan kita. Rasa marah adalah ekspresi yang keluar dari perasaan sakit, takut, dan frustasi. (Dr. Phil). (…….)
    Lekas marah adalah keadaan ekstrim kepekaan terhadap rangsangan apapun. Sangat sering orang yang memiliki kepekaan rangsangan merasa stres, tidak sabar atau mungkin dengan mudah menjadi marah. Lekas marah adalah semacam sinyal, bahwa yang tidak menyenangkan atau situasi yang berpotensi mengancam tidak dapat dihindari atau diselesaikan dengan cara yang pantas. Mudah marah moderat merupakan pengalaman umum anak-anak yang kelelahan atau orang dewasa yang terlalu bekerja keras. Kurang tidur juga dapat menyebabkan suasana hati jengkel. Setiap jenis kecanduan alkohol atau obat-obatan dan penarikan dapat memicu seseorang lekas marah. Penyebab lain bisa karena gangguan somatik (hipertiroidisme, gangguan nyeri, tinnitus, gangguan kronis lainnya atau kondisi medis yang parah). Sedangkan penyebab psikologis mudah tersinggung dapat mencakup bentuk penyesuaian ringan masalah atau stres serta masalah kejiwaan yang lebih berat atau gangguan lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain; pubertas, kelelahan, kurang tidur, flu, sakit kepala, pramenstruasi, diabetes, depresi, narkoba, atau alkohol. (sumber : www.suaramedia.com    Kamis, 18 Maret 2010).
     Bisa jadi ada seseorang yang bereaksi begitu berlebihan ketika emosinya tersinggung dan lalu marah besar. Yang lainnya mungkin mengekspresikan marahnya dengan mengumpat-umpat tak berhenti. Dalam prosesnya ada orang marah yang mudah segera mengendalikan dirinya. Namun ada juga yang sukar marah dapat dikatakan sebagai reaksi kuat atas sesuatu yang tidak menyenangkan dan mengganggu pada seseorang. Ragamnya mulai dari kejengkelan yang ringan sampai angkara murka dan mengamuk. Ketika itu terjadi maka detak debar jantung semakin cepat, tekanan darah dan aliran adrenalin juga meningkat. Kalau sudah begini bisa-bisa perubahan psikologis akan menyebabkan timbulnya reaksi agresiv dan perlakuan kasar dari sang pemarah. Akibat bagi dirinya akan berbentuk emosi dan enerji sosial yang semakin rusak. Lebih jauh interaksi sosial positif bakal terganggu. Orang yang mampu menahan marah lebih baik dan lebih sempurna daripada orang.
     Kemarahan adalah ungkapan kecerdasan emosi dan spiritual seseorang. Bila ada orang yang membuat kita marah, tentu ada alasan tertentu di balik perbuatannya itu - sengaja maupun tidak disengaja. Dan biasanya ekspresi kemarahan kita sedikit banyak dipengaruhi oleh persepsi kita sendiri tentang alasan di balik perbuatan orang itu. Ledakan emosi kita seketika terpicu saat kita menganggap ada unsur kesengajaan dalam perbuatan yang membuat kita marah itu. Kenapa? Seketika itu juga sekian aspek bersemrawutan dalam pikiran kita, mempengaruhi kualitas ekspresi kemarahan kita; eksistensi, harga diri, martabat, bahkan ideologi dan keimanan kita. Segala hal tersebut  tiba-tiba menjadi sasaran praduga dan menjadi sangat haus akan penjelasan dan klarifikasi. Ketidakmampuan kita dalam meredam dan mengendalikan proses praduga inilah yang sering membuat kita terjebak dalam mengekspresikan kemarahan kita. Di sini juga karakter seseorang mendapat penilaiannya; apakah kita termasuk orang yang mampu atau tidak dalam mengendalikan emosi kita, atau justru sebaliknya.
      Berbicara kebrutalan tidak lepas dari sifat marah yang ada pada diri. Marah ditimbulkan oleh sifat kecongkakan yang terpendam dalam kalbu. Marah adalah sifat manusiawi yang dimiliki semua orang, tak peduli latar belakang pendidikan atau kelas sosial ekonominya. Marah itu sejatinya adalah anugerah, juga keberanian dan penanda.
     Menyimpan kemarahan, sakit hati dan dendam dapat merusak hubungan, serta menghilangkan rasa percaya diri. Kemarahan yang berkelanjutan menyebabkan keretakan yang serius pada suatu hubungan. (…….). Bahkan, rasa marah juga bisa mengganggu kesehatan Anda. Bila kita marah, darah di dalam tubuh secara otomatis akan mengalir cepat, tubuh kita akan dibanjiri oleh zat-zat kimia yang membuat kita menjadi panas. Jantung berdegub, nafas naik turun, otot mengencang. Keadaan memanas sangat wajar jika dialami untuk waktu yang pendek. Jika hidup dengan perasaan marah yang permanen berarti tubuh dipaksa untuk berada pada posisi ini dan akhirnya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, sakit kepala, masalah pada lambung dan sistem kekebalan yang menurun. Penelitian ilmiah membuktikan, orang dengan temperamen tinggi lebih berpeluang menderita penyakit jantung. “Kita berbicara tentang orang yang kadar emosinya selalu berada di level tertinggi,” kata Laura Kubzansky, PhD, dari Harvard School of Public Health yang meneliti tentang stres dan emosi pada penyakit kardiovaskular. Orang dengan sifat pemarah yang dimaksud Kubzansky adalah mereka yang emosinya gampang tersulut, sering meledak-ledak, dan suka mengintimidasi orang lain. “Marah dalam kadar sedang bukanlah masalah, namun bila emosi selalu tinggi, berhati-hatilah,” katanya. Mengekspresikan rasa marah adalah sesuatu yang baik, namun orang yang tak bisa mengontrol emosinya, misalnya berteriak bahkan sampai memukul meja saat hatinya gusar, memiliki risiko terkena penyakit jantung lebih besar.
Saat kita marah, dampak psikologi akan langsung dirasakan jantung dan arteri. Emosi negatif seperti rasa marah dan benci akan mengaktifkan respon “melawan atau lari” sehingga hormon stres, termasuk adrenalin dan kortisol, akan membuat jantung berdetak lebih keras. Demikian juga halnya dengan napas yang menjadi cepat dan tekanan darah meningkat sebagai akibat pembuluh darah yang mengerut. “Kadar adrenalin dan kortisol dalam kadar yang tinggi akan memberi efek racun bagi jantung. Selain itu terlalu sering marah akan mempercepat proses ateroklerosis atau penimbunan lemak di pembuluh darah,” kata Jerry Kiffer, MA, peneliti bidang jantung dan otak dari Cleveland Clinic’s Psychological Testing Center, AS. Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena otak memompa terlalu cepat, pembuluh darah mengerut, dan tekanan darah naik. Selain itu, saat emosi sedang meledak-ledak, kadar glukosa dalam darah ikut naik dan lebih banyak titik lemak di pembuluh darah. Para ahli meyakini hal itu akan merusak dinding arteri.
Selain marah, faktor lain yang mempercepat kerusakan jantung adalah kecemasan dan depresi. “Orang yang sering marah cenderung memiliki emosi negatif yang kronik, semisal rasa cemas dan depresi,” kata Kubzansky.
    Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan  takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak. Marah menyebabkan tercela.  Marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul. Marah akan “mempercepat” kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. (……).
 sumber ; http://sosbud.kompasiana.com & http://id.wikipedia.org


1 comment:

  1. Terima kasih atas ilmunya sangat bermanfaat, semoga menjadikan amal djariyah penulis dan para pembacanya. amin

    ReplyDelete